I. Sejarah ringkas Bani Israel
Yahudi adalah salah satu diantara agama samawi yang muncul kurang lebih 2000 tahun sebelum kemunculan Islam, Taurat adalah kitab sucinya yang telah diwahyukan kepada Nabi Musa as.
- Beberapa nama lain Yahudi
Yahudi mempunyai beberapa nama diantaranya : Bani Israel, ‘Ibriyun, ‘Ibroniyun, Kaum Musa, dan Ahlu Kitab. Kesemua nama – nama ini disebutkan didalam Al Quran kecuali ‘Ibriyun dan ‘Ibroniyun.
- Yahudi
Disebutkan lafad Yahudi banyak sekali didalam Al qur’an diantaranya Firman Allah SWT :
ولن ترضى عنك اليهود ولا النصارى حتى تتبع ملتهم قل إن هدى الله هو الهدى ولئن اتبعت أهواءهم بعد الذي جاءك من العلم ما لك من الله من ولي ولا نصير
Artinya : Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.[1]
- Bani Israel
Firman Allah SWT :
يا بني إسرائيل اذكروا نعمتي التي أنعمت عليكم وأني فضلتكم على العالمين
Artinya : Hai Bani Israel, ingatlah akan nikmat-Ku yang Telah Aku anugerahkan kepadamu dan (ingatlah pula) bahwasanya Aku Telah melebihkan kamu atas segala umat.[2]
· Kaum Musa
Firman Allah SWT :
وإذ قال موسى لقومه إن الله يأمركم أن تذبحوا بقرة قالوا أتتخذنا هزوا قال أعوذ بالله أن أكون من الجاهلين
Artinya : Dan (ingatlah), ketika Musa Berkata kepada kaumnya: "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih seekor sapi betina." mereka berkata: "Apakah kamu hendak menjadikan kami buah ejekan?"Musa menjawab: "Aku berlindung kepada Allah agar tidak menjadi salah seorang dari orang-orang yang jahil".[3]
- Ahlu Kitab
Firman Allah SWT :
قل يا أهل الكتاب تعالوا إلى كلمة سواء بيننا وبينكم ألا نعبد إلا الله ولا نشرك به شيئا ولا يتخذ بعضنا بعضا أربابا من دون الله فإن تولوا فقولوا اشهدوا بأنا مسلمون
Artinya : Katakanlah: "Hai ahli kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah". jika mereka berpaling Maka Katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)".[4]
Kebiasaannya Al Qur’an menyebutkan lafad Yahudi apabila menceritakan tentang kekufuran dan keingkaran mereka terhadap Allah SWT . Dan menyebutkan lafad Bani Israel ketika menceritakan tentang pujian terhadap mereka, rasa syukur mereka terhadap nikmat yang telah diberikan Allah kepada mereka dan keutamaan mereka disisi Allah.
Adapun penamaan dengan kata Yahudi diantaranya :
· Diambil dari kata kerja هاد يهود maknanya رجع يرجع ( kembali ) dikarenakan kembalinya mereka terhadap kebenaran yang dibawa oleh Nabi Musa as, firman Allah SWT :
واكتب لنا في هذه الدنيا حسنة وفي الآخرة إنا هدنا إليك قال عذابي أصيب به من أشاء ورحمتي وسعت كل شيء فسأكتبها للذين يتقون ويؤتون الزكاة والذين هم بآياتنا يؤمنون
Artinya : Dan tetapkanlah untuk kami kebajikan di dunia Ini dan di akhirat; Sesungguhnya kami kembali (bertaubat) kepada Engkau. Allah berfirman: "Siksa-Ku akan Kutimpakan kepada siapa yang Aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat kami".[5]
· Diambil dari kata kerja هاد يهود maknanya تحرك يتحرك ( menggerakan ) dikarenakan mereka menggerakan badannya didalam shalatnya dan ketika membaca kitab sucinya.
· Diambil dari nama salah satu anak Yaqub as yang bernama Yehudza ( يهوذا )
Adapun nama اسرائيل ( Israel ) itu merupakan bahasa Ibrani yang tersusun dari dua kata, kata اسرا maknanya عبد ( hamba ) dan kata ئيل maknanya الله ( Allah ), maka Israel artinya adalah hamba Allah.
Adapun penamaan dengan nama العبريون ( Hebrew atau Ibrani ) itu merupakan nisbah terhadap bahasa mereka yaitu bahasa Ibrani. Dan menurut pendapat lain kata العبريون itu merupakan nisbah terhadap nama kakeknya Nabi Ibrahim as.
Adapun penamaan dengan nama العبرانيون diambil dari kata kerja عبر maknanya melewati, dikarenakan Ibrahim as bermigrasi dari Irak melewati sungai Eufrat menuju Palestina.
2. Tempat, waktu dan perpindahan.
Adapun tempatnya ialah dikawasan Timur Tengah antara Laut Tengah dan sungai Yordania, yang mana memanjang sampai ke semenanjung aqaba, dengan luas daratannya mencapai ± 27000 km².[6] dengan luas daratan yang begitu kecil maka kecil kemungkinan juga dengan adanya barang tambang seperti emas ataupun minyak bumi, akan tetapi ada beberapa hal yang sangat penting yang membuat negara ini sangat strategis diantaranya :
· Berhadapan langsung dengan Laut Tengah dan Laut Merah.
· Daratan ini menghubungkan antara tiga benua yakni benua Eropa, benua Asia dan Benua Afrika.
· Daratan ini pun menghubungkan dengan negara- negara Arab diantaranya : Mesir, Suriah, Arab Saudi, Yordania dan Libanon.[7]
Adapun tentang waktu dan orang – orang bermigrasi kedaerah tersebut ada beberapa gelombang :
· Pada ± 3000 sm bermigrasi kaum Finiq kedaerah tersebut dan mendiami daerah pesisir Pantai Tengah dan mereke bekerja sebagai pedagang, mereka berasal dari daerah semenanjung Arab dan mereka juga adalah orang pertama yang bermigrasi dan mediami daerah tersebut.
· Pada ± 2500 sm bermigrasi pula Kaum Kan’an kedaerah tersebut dan mereka mendiami tepi sungai Yordan sebelah barat. Mereka berasal dari suku Arab.
· Pada ± 2200 sm bermigrasi pula Kaum filistin kedaerah tersebut. Mereka berasal dari pulau Creta Yunani.
· Pada ± 1200 sm bermigrasi Ibrahim as kedaerah tersebut. Dan Ibrahim as adalah bapaknya Ishaq dan Ishaq bapaknya Yaqub dan Yaqub lebih dikenal dengan nama Israel dan keturunannya disebut bani Israel.
- Yaqub dan keturunannya berpindah ke Mesir.
Ibrahim as meninggal di Palestina dan dikuburkan oleh kedua putranya yaitu Ismail dan Ishaq didaerah yang bernama Khalil. Ishaq mempunya beberapa anak diantaranya Yaqub as atau yang lebih dikenal dengan nama Israel dan Ishaq mempunyai 12 anak sedangkan yang paling terkenal diantara ke-12 anak tersebut ialah yang pertama adalah Yehudza yang mana penisbahan nama yahudi dari nama dia, yang kedua adalah Lawi atau Lifi, Nabi Musa as dan Harun as merupakan keturunannya dan yang terakhir adalah Yusuf as yang kita ketahui banyak kisahnya terdapat didalam Al Qur’an. Beliau menjadi mentri di Mesir dan ketika terjadi kemarau panjang di Mesir dan daerah sekitarnya maka Yusuf as menolong ayahnya Yaqub as dan saudara- saudaranya untuk masuk ke Mesir dan tinggal bersamanya.
Pada waktu itu Firaun yang berkuasa dan memerintah Mesir adalah Firaun Huksus yang bernama Futifar yang mana beliau adalah salah satu raja pada dinasti ke- 16 pada abad ke- 17 sm .[8]
Beliau menyeru kepada setiap orang yang baru masuk mesir khususnya kepada keluarga Yusuf supaya tinggal di Mesir dan menjajikan mereka dengan kehidupan yang layak, bahagia dan penuh kesempurnaan.
Diceritakan kejadian ini didalam perjanjian lama dalam Kitab Kejadian :
“ Lalu berkatalah Firaun kepada Yusuf : “ katakanlah kepada saudara- saudaramu buatlah begini : muatilah binatang-binatangmu dan pergilah ke tanah Kanaan. Jemputlah ayahmu dan seisi rumahmu dan datanglah mendapatkan aku, maka aku akan memberikan kepadamu apa yang paling baik di tanah Mesir, sehingga kamu akan mengecap kesuburan tanah ini. Selanjutnya engkau mendapat perintah mengatakan kepada mereka : buatlah begini : bawalah kereta dari tanah mesir untuk anak-anakmu dan isteri-isterimu, jemputlah ayahmu dari sana dan datanglah kemari. Janganlah kamu merasa sayang meninggalkan barang-barangmu, sebab apa yang paling baik di seluruh tanah Mesir adalah milikmu.”[9]
Dengan seiring berjalannya waktu maka jumlah bani Israel di mesir terus bertambah, mereka hidup dengan penuh kesenangan dan kebahagiaan namun disisi lain penduduk mesir asli mereka merasa dianak tirikan dan hidup penuh kesusahan dan kesengsaraan, dengan status sosial yang berbeda antara pendatang dan penduduk lokal maka makin bertambah kebencian penduduk mesir terhadap bani Israel. Dengan rasa benci mereka ditambah pula dengan kemenangan Firaun asli mesir Uhmus didalam mengkudeta Firaun Huksus maka dengan begitu kedudukan Bani Israel dimesir tidak dianak emaskan lagi, bahkan mereka diminta hidup berdampingan dengan penduduk mesir dalam berbagai hal seperti bercocok tanam dan membangun bangunan dan segala pekerjaan kasar.
Pada suatu ketika situasi dimesir memburuk kemudian Fir’aun berkonsultasi kepada para pendetanya, dan akhirnya mereka memberikan saran, supaya Fir’aun menghentikan laju pertumbuhan Bani Israel yang kian hari makin banyak dengan cara mengisolasi mereka dan membunuh setiap anak lelaki mereka.
Didalam cuaca yang mendung penuh kesedihan seperti ini maka lahirlah Musa as, namun berkat rahmat dari Allah SWT selamatlah Musa dari dua kejadian yang sangat sulit didalam hidupnya, pertama pembunuhan terhadap beliau sewaktu beliau masih bayi dan yang kedua ketika melerai perkelahian antara orang Mesir dan orang Israel sehingga beliau dengan tidak sengaja membunuh orang mesir.
- Musa dan Risalah kepada Bani Israel.
Ketika Musa telah menyelesaikan pekerjaannya dengan Nabi Syuaib as, Musa berencana pulang kampung ke Mesir untuk bertemu dengan keluarganya dari bani Israel, dan ditemanilah beliau oleh isterinya, kemudian beliau menerima wahyu dari Allah SWT dipadang Pasir Sinai, firman Allah SWT :
وهل أتاك حديث موسى( ( إذ رأى نارا فقال لأهله امكثوا إني آنست نارا لعلي آتيكم منها بقبس أو أجد على النار هدى( ( فلما أتاها نودي يا موسى ( )إني أنا ربك فاخلع نعليك إنك بالواد المقدس طوى ( )وأنا اخترتك فاستمع لما يوحى ( )إنني أنا الله لا إله إلا أنا فاعبدني وأقم الصلاة لذكري ( )إن الساعة ءاتية أكاد أخفيها لتجزى كل نفس بما تسعى ( )فلا يصدنك عنها من لا يؤمن بها واتبع هواه فتردى ( ) وما تلك بيمينك يا موسى ( )قال هي عصاي أتوكأ عليها وأهش بها على غنمي ولي فيها مآرب أخرى ( ( قال ألقها يا موسى ( ) فألقاها فإذا هي حية تسعى ( )قال خذها ولا تخف سنعيدها سيرتها الأولى ( )واضمم يدك إلى جناحك تخرج بيضاء من غير سوء آية أخرى( (
لنريك من آياتنا الكبرى ( )
Artinya : 9. Apakah Telah sampai kepadamu kisah Musa?
10. Ketika ia melihat api, lalu berkatalah ia kepada keluarganya: "Tinggallah kamu (di sini), Sesungguhnya Aku melihat api, Mudah-mudahan Aku dapat membawa sedikit daripadanya kepadamu atau Aku akan mendapat petunjuk di tempat api itu".
11. Maka ketika ia datang ke tempat api itu ia dipanggil: "Hai Musa.
12. Sesungguhnya Aku inilah Tuhanmu, Maka tanggalkanlah kedua terompahmu; Sesungguhnya kamu berada dilembah yang suci, Thuwa.
13. Dan Aku Telah memilih kamu, Maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan (kepadamu).
14. Sesungguhnya Aku Ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain aku, Maka sembahlah Aku dan Dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.
15. Segungguhnya hari kiamat itu akan datang Aku merahasiakan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan.
16. Maka sekali-kali janganlah kamu dipalingkan daripadanya oleh orang yang tidak beriman kepadanya dan oleh orang yang mengikuti hawa nafsunya, yang menyebabkan kamu jadi binasa".
17. Apakah itu yang di tangan kananmu, Hai Musa?
18. Berkata Musa: "Ini adalah tongkatku, Aku bertelekan padanya, dan Aku pukul (daun) dengannya untuk kambingku, dan bagiku ada lagi keperluan yang lain padanya".
19. Allah berfirman: "Lemparkanlah ia, Hai Musa!"
20. Lalu dilemparkannyalah tongkat itu, Maka tiba-tiba ia menjadi seekor ular yang merayap dengan cepat.
21. Allah berfirman: "Peganglah ia dan jangan takut, kami akan mengembalikannya kepada keadaannya semula,
22. Dan kepitkanlah tanganmu ke ketiakmu, niscaya ia ke luar menjadi putih cemerlang tanpa cacad, sebagai mukjizat yang lain (pula),[10]
Allah SWT menyerunya bahwa beliau berada ditanah yang suci dan telah memilih beliau untuk menjadi seorang utusan Allah supaya mengajak manusia mentauhidkan Allah serta ikhlas didalam ibadah dan mengingatkan manusia karena sesungguhnya manusia tidak diciptakan dengan sia sia akan tetapi manusia akan dibangkitkan pada hari kiamat untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya didunia.
Musa meminta kepada Tuhannya supaya dimudahkan segala urusannya dan dilapangkan dadanya dan dapat berbicara bahasa mesir dengan baik dan benar.
Dan beliau pun meminta supaya ditemani saudaranya Harun didalam menyampaikan risalahnya kepada manusia.
Allah SWT menjawab permintaannya, sebagaimana firman Allah SWT :
قال قد أوتيت سؤلك يا موسى
Artinya : Allah berfirman: "Sesungguhnya Telah diperkenankan permintaanmu, Hai Musa."[11]
Allah SWT memintanya supaya beliau dan saudaranya pergi ke Firaun untuk memberitahukan kepadanya bahwa kalian berdua adalah utusan Allah. Ketika keduanya meminta dengan sopan supaya Fir’aun menghentikan penyiksaan terhadap Bani Israel dan mengijinkannya supaya mereka bisa meninggalakan Mesir serta mengajak Fir’aun supaya beriman kepada Tuhan yang satu pencipta alam semesta ini.
Akan tetapi Fir’aun menolak dakwah mereka bahkan beliau menuduh keduanya sebagai tukang sihir.
Fir’aun dan kaumnya tetap didalam kekufuran dan kesasaran namun disisi lain bani israel beriman dengan risalah yang dibawa oleh Nabi mereka Musa.
- Musa keluar dari Mesir
Ketika Musa dan kaumnya berada ditepi teluk suez, Fir’aun dan bala tentaranya mengejarnya dari belakang, mereka ketakutan apabila ditangkap oleh Fira’un dan bala tentaranya, akan tetapi Musa merasa tenang dengan situasi seperti ini karena meyakini bahwa Allah SWT akan menolongnya, kemudian Musa memukul tongkatnya ke lautan seketika itu pula terbelahlah lautan menjadi dua bagian, denagn cepatnya Musa dan kaumnya melewati lautan lepas untuk menghindari kejaran Fir’aun, akan tetapi Fir’aun tidak merasa gentar maka dia ikuti dari arah belakang, namun sangat disayangkan sekali ketika musa dan kaumnya sampai didaratan, kemudian bersatu lagilah lautan tersebut sedangkan firaun dan bala tentaranya masih berada didalamnya maka tenggelamlah semuanya didalam lautan lepas, firman Allah SWT :
فأتبعوهم مشرقين( ( فلما تراءى الجمعان قال أصحاب موسى إنا لمدركون ( )قال كلا إن معي ربي سيهدين( ( فأوحينا إلى موسى أن اضرب بعصاك البحر فانفلق فكان كل فرق كالطود العظيم( ( وأزلفنا ثم الآخرين ( )وأنجينا موسى ومن معه أجمعين ( )ثم أغرقنا الآخرين( )
Artinya : 60. Maka Fir'aun dan bala tentaranya dapat menyusuli mereka di waktu matahari terbit.
61. Maka setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa: "Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul".
62. Musa menjawab: "Sekali-kali tidak akan tersusul; Sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak dia akan memberi petunjuk kepadaku".
63. Lalu kami wahyukan kepada Musa: "Pukullah lautan itu dengan tongkatmu". Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar.
64. Dan di sanalah kami dekatkan golongan yang lain
65. Dan kami selamatkan Musa dan orang-orang yang besertanya semuanya.
66. Dan kami tenggelamkan golongan yang lain itu.[12]
Siapakah Firaun pada masa Musa as.
Para Arkeolog berbeda pendapat tentang siapa Fir’aun yang tenggelam pada masa Musa as, menurut pendapat Sigmund Freud bahwa Fir’aun yang tenggelam pada waktu tersebut adalah Akhenaten atau yang lebih dikenal dengan nama Amenhotep IV, sedangkan didalam Al Mausuah Al Arabiya Al Muyasara kebanyakan para arkeolog berpendapat bahwa Fir’aun pada masa Musa adalah Merneptah pendapat ini diperkuat oleh beberapa ahli sejarah dan arkeolog seperti Ahmad Yusuf didalam bukunya Fir’aun Mesir, Abdul wahab najar didalam bukunya Qosos al Anbiya, dan didalam buku Daira Ma’arif al Qorni Isyriin[13] Muhammad Farid Wajdi mengatakan demikian pula, Dr. Ahmad Syalabi juga mengatakan demikian namun dia menuturkan bahwa Fir’aun yang menganiaya dan menindas Bani Israel adalah Ramsis II 1306 – 1234 sm, sedangkan Fir’aun yang mengejar Musa dan Bani Israel adalah Minfitah dikarenakan Bani Israel keluar dari Mesir sekitar 1213 sm. [14] Dan didalam Mausuah Mesir al Qodima hal.109 Salim Hasan mengatakan demikian pula.
- Musa dan kaumnya setelah keluar mesir.
Kita ketahui bahwa Bani Israel setelah selamat dari kejaran firaun di laut merah, mereka bukannya bertambah keimanannya akan tetapi mulai timbul sifat aslinya, mereka mulai merasa tinggi hati, marah dan merasa berkeluh kesah ketika mereka berada di gurun pasir yang sangat panas dan hampir tidak adanya makanan.seperti yang termaktub didalam perjanjian lama :
“Setelah mereka berangkat dari Elim tibalah segenap jamaah israel di padang gurun Sin, yang terletak di antara Elim dan gunung sinai, pada hari yang kelima belas bulan yang kedua , sejak mereka keluar dari tanah mesir. Di padang gurun itu bersungut- sungutlah segenap jamaah israel kepada musa dan harun. Dan berkata kepada mereka : “ Ah kalau kami mati tadinya di tanah mesir oleh tangan tuhan ketika kami duduk menghadapi kuali berisi daging dan makan roti sampai kenyang! Sebab kamu membawa kami keluar ke padang gurun ini untuk membunuh seluruh jemaah ini dengan kelaparan.[15]
Setelah beberapa pekan kemudian Musa meninggalkan kaumnya, lalu dia mulai naik gunung Tursina untuk menjawab seruan Tuhan, disanalah dia menerima wahyu dari Tuhannya yang berisi wasiat dan syariat, dia berdiam disana selama 40 hari, hal ini seperti yang termaktub didalam Al quran al karim :
وكيف يحكمونك وعندهم التوراة فيها حكم الله ثم يتولون من بعد ذلك وما أولئك بالمؤمنين ( ) إنا أنزلنا التوراة فيها هدى ونور يحكم بها النبيون الذين أسلموا للذين هادوا والربانيون والأحبار بما استحفظوا من كتاب الله وكانوا عليه شهداء فلا تخشوا الناس واخشون ولا تشتروا بآياتي ثمنا قليلا ومن لم يحكم بما أنزل الله فأولئك هم الكافرون
Artinya : 43. Dan bagaimanakah mereka mengangkatmu menjadi hakim mereka, padahal mereka mempunyai Taurat yang didalamnya (ada) hukum Allah, Kemudian mereka berpaling sesudah itu (dari putusanmu)? dan mereka sungguh-sungguh bukan orang yang beriman.
44. Sesungguhnya kami Telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.[16]
Pada hari ke-40 setelah kepergian dan waktu untuk turunnya musa dari gunung tersebut, kaumnya Musa membuat berhala dari perhiasan mereka dan menyembahnya serta menyekutukan Allah SWT, firman Allah SWT :
واتخذ قوم موسى من بعده من حليهم عجلا جسدا له خوار ألم يروا أنه لا يكلمهم ولا يهديهم سبيلا اتخذوه وكانوا ظالمين
Artinya : Dan kaum Musa, setelah kepergian Musa ke gunung Thur membuat dari perhiasan-perhiasan (emas) mereka anak lembu yang bertubuh dan bersuara. apakah mereka tidak mengetahui bahwa anak lembu itu tidak dapat berbicara dengan mereka dan tidak dapat (pula) menunjukkan jalan kepada mereka? mereka menjadikannya (sebagai sembahan) dan mereka adalah orang-orang yang zalim.[17]
Ketika Musa kembali dan melihat apa yang terjadi pada kaumnya yang sasar dan menyekutukan tuhannya, alangkah marahnya Musa terhadap mereka dan mengingkari bahkan mencela perbuatan buruk mereka. Firman Allah SWT :
فرجع موسى إلى قومه غضبان أسفا قال يا قوم ألم يعدكم ربكم وعدا حسنا أفطال عليكم العهد أم أردتم أن يحل عليكم غضب من ربكم فأخلفتم موعدي
Artinya : 86. Kemudian Musa kembali kepada kaumnya dengan marah dan bersedih hati. Berkata Musa: "Hai kaumku, bukankah Tuhanmu Telah menjanjikan kepadamu suatu janji yang baik? Maka apakah terasa lama masa yang berlalu itu bagimu atau kamu menghendaki agar kemurkaan dari Tuhanmu menimpamu, dan kamu melanggar perjanjianmu dengan aku?".[18]
Kemudian mereka pergi menuju palestina dan ketika ditengah jalan, Musa mengingatkan mereka tentang nikmat Allah yang telah diberikan kepada mereka dimana Allah telah menjadikan dari mereka para nabi dan raja – raja dan memberikan berbagai kebaikan.
Kemudian ketika mendekati Palestina Musa meminta kepada kaumnya supaya mereka masuk wilayah tersebut dan tinggal didalamnya akan tetapi mereka menolak permintaanya dikarenakan diwilayah tersebut tinggal orang – orang yang gagah perkasa, namun mereka memberikan syarat apabila dia ingin mereka masuk dan tinggal disana dengan syarat orang- orang yang gagah perkasa tersebut harus keluar dari daerah tersebut. Orang – orang yang gagah berani tersebut adalah orang palestina yang mana telah tinggal disana ratusan bahkan ribuan tahun sebelum mereka.
Setelah Musa membujuk mereka supaya mereka masuk dan tinggal disana, akan tetapi mereka menolak permintaanya maka Musa berdoa kepada Tuhannya supaya memisahkan dari kaumnya antara orang-orang yang beriman dan orang- orang yang fasiq
Allah pun mengabulkan doa Musa dan memberitahukan bahwa tanah yang suci adalah untuk mereka yang beriman, sedangkan mereka yang fasik akan berputar- putar kebingungan dipadang Pasir Sinai selama 40 tahun. Firman Allah SWT :
وإذ قال موسى لقومه يا قوم اذكروا نعمة الله عليكم إذ جعل فيكم أنبياء وجعلكم ملوكا وآتاكم ما لم يؤت أحدا من العالمين ( )يا قوم ادخلوا الأرض المقدسة التي كتب الله لكم ولا ترتدوا على أدباركم فتنقلبوا خاسرين ( )قالوا يا موسى إن فيها قوما جبارين وإنا لن ندخلها حتى يخرجوا منها فإن يخرجوا منها فإنا داخلون ( )قال رجلان من الذين يخافون أنعم الله عليهما ادخلوا عليهم الباب فإذا دخلتموه فإنكم غالبون وعلى الله فتوكلوا إن كنتم مؤمنين ( )قالوا يا موسى إنا لن ندخلها أبدا ما داموا فيها فاذهب أنت وربك فقاتلا إنا هاهنا قاعدون ( )قال رب إني لا أملك إلا نفسي وأخي فافرق بيننا وبين القوم الفاسقين( )
قال فإنها محرمة عليهم أربعين سنة يتيهون في الأرض فلا تأس على القوم الفاسقين ( )
Artinya : 20. Dan (Ingatlah) ketika Musa Berkata kepada kaumnya: "Hai kaumku, ingatlah nikmat Allah atasmu ketika dia mengangkat nabi nabi diantaramu, dan dijadikan-Nya kamu orang-orang merdeka, dan diberikan-Nya kepadamu apa yang belum pernah diberikan-Nya kepada seorangpun diantara umat-umat yang lain".
21. Hai kaumku, masuklah ke tanah Suci (Palestina) yang Telah ditentukan Allah bagimu[409], dan janganlah kamu lari kebelakang (karena takut kepada musuh), Maka kamu menjadi orang-orang yang merugi.
22. Mereka berkata: "Hai Musa, Sesungguhnya dalam negeri itu ada orang-orang yang gagah Perkasa, Sesungguhnya kami sekali-kali tidak akan memasukinya sebelum mereka ke luar daripadanya. jika mereka ke luar daripadanya, pasti kami akan memasukinya".
23. Berkatalah dua orang diantara orang-orang yang takut (kepada Allah) yang Allah Telah memberi nikmat atas keduanya: "Serbulah mereka dengan melalui pintu gerbang (kota) itu, Maka bila kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. dan Hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman".
24. Mereka berkata: "Hai Musa, kami sekali sekali tidak akan memasuki nya selama-lamanya, selagi mereka ada didalamnya, Karena itu pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua, Sesungguhnya kami Hanya duduk menanti disini saja".
25. Berkata Musa: "Ya Tuhanku, Aku tidak menguasai kecuali diriku sendiri dan saudaraku. sebab itu pisahkanlah antara kami dengan orang-orang yang fasik itu".
26. Allah berfirman: "(Jika demikian), Maka Sesungguhnya negeri itu diharamkan atas mereka selama empat puluh tahun, (selama itu) mereka akan berputar-putar kebingungan di bumi (padang Tiih) itu. Maka janganlah kamu bersedih hati (memikirkan nasib) orang-orang yang fasik itu.[19]
Pada waktu tersebut sebelum mereka masuk ke tanah yang qudus dan hampir mendekatinya meninggalah Harun kemudian disusul Musa, kemudian dikuburkanlah keduanya didaerah dekat Palestina, sebagaimana yang termaktub didalam Kitab Ulangan :
“Lalu matilah Musa, hamba Tuhan itu, disana ditang Moab, sesuai dengan firman Tuhan. Dan dikuburkan-Nyalah dia disuatu lembah di tanah Moab, di tentanagn Bet-Peor, dan tidak ada yang tahu kuburannya sampai hari ini”[20]
- Yosua ibn Nun dan masuknya ke tanah yang qudus
Setelah sepeninggal Musa mulailah tangguk kekuasan berpindah kepada Yosua ibn Nun, beliau adalah salah satu murid dan orang terdekat Musa, kemudian masuklah dia beserta kaumnya ke Palestina, mereka mulai mengagresi dan menjajah penduduk Palestina serta mengeruk semua kekayaan alamnya, setelah melakukan genoksida terhadap penduduknya, dan menjadikan budak bagi orang-orang yang tersisa, setelah itu mereka mulai hidup menetap disana dibekas rumah-rumah dan kastil-kastil peninggalan orang-orang kanaan.[21] sebagaimana yang termaktub didalam perjanjian lama :
“Sesudah musa hamba tuhan itu mati, berfirmanlah tuhan kepada yosua bin nun, abdi musa itu, demikian : “ Hamba-Ku musa telah mati;sebab itu bersiaplah sekarang, seberangilah sungai yordan ini,engkau dan seluruh bangsa ini, menuju negeri yang akan kuberikan kepada mereka,kepada orang israel itu. Setiap tempat yang akan diinjak oleh telapak kakimu kuberikan kepada kamu, seperti yang telah kujanjikan kepada musa. Dari padang gurun dan gunung libanon yang sebelah sana itu sampai kesungai besar, yakni sungai eufrat,seluruh tanah orang het, sampai kelaut besar disebelah matahari terbenam, semuanya itu akan menjadi daerahmu. Seorangpun tidak akan dapat bertahan menghadapi engkau seumur hidupmu; seperti aku menyertai musa, demikianlah aku akan menyertai engkau; aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau. Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu, sebab engkaulah yang akan memimpin bangsa ini memiliki negeri yang kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka untuk diberikan kepada mereka. Hanya, kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sunguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hambaku musa; janganlah menyimpang kekanan atau kekiri, supaya engkau beruntung, kemanapun engkau pergi. Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis didalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engaku akan beruntung. Bukankah telah kuperintahkan kepadamu : kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati,sebab tuhan, allahmu menyertai engkau, kemanapun engkau pergi.” Lalu Yosua memberi perintah kepada pengatur-pengatur pasukan bangsa itu, katanya : “jalanilah seluruh perkemahan dan perintahkanlah kepada bangsa itu, demikian : sediakanlah bekalmu, sebab dalam tiga hari kamu akan menyebrangi sungai yordan ini untuk menduduki negeri yang akan diberikan tuhan, Allahmu, kepadamu untuk diduduki.” Kepada orang Ruben, kepada orang Gad dan kepada suku Manasye yang setengah itu berkatalah Yosua, demikian: “Ingatlah kepada perkataan yang dipesankan Musa, hamba Tuhan itu, kepadamu, yakni: tuhan, Allahmu, mengaruniakan keamanan kepadamu dan memberikan kepada negeri ini; perempuan-perempuan dan anak-anak diantara kamu dan ternakmu boleh tinggal dinegeri yang diberikan musa kepadamu diseberang sungai yordan, tetapi kamu, semua pahlawan yang gagah perkasa, haruslah menyebrang didepan saudara-saudaramu dengan bersenjata, dan haruslah menolong mereka.[22]
- Bani Israel setelah Yosua ibn Nun
Yaqub dan keturunannya bemigrasi ke Mesir sedangkan jumlah mereka tidak lebih dari 70 kepala keluarga serta mereka menetap dimesir tidak lebih dari 2 abad.
Mungkin gambaran masuknya mereka beserta Yosua ke Palestina itu merupakan permulaan untuk menjajah sebagian wilayah palestina, mereka menjajah penuh dengan kebengisan dan kekerasan, namun mereka hanya mampu menguasai daerah kota sedangkan daerah pesisir masih didominasi dan dikuasai oleh orang palestina dan orang-orang Kanaan.
Setelah sepeninggalnya Yosua, dia berkuasa tidak lebih dari satu abad, terpecahlah Bani Israel menjadi beberapa golongan, dan disetiap golongan mereka mempunyai Hakim yang mengatur dan berkuasa sepenuhnya terhadap golongannya. Dinamakanlah masa ini dengan masa Hakim-Hakim, dikarenakan setiap golongan mempunyai Hakim sebagai pemimpin mereka dan pada masa ini pula terjadilah permusuhan diantara mereka dan penyelewengan agama, serta ingkarnya mereka terhadap apa-apa yang telah diwasiatkan Yosua kepada mereka.[23]
Didalam kitab hakim-hakim diceritakan bahwasanya masa ini hanya berlangsung selama 400 tahun.
Apabila kita menelaah dengan penuh ketelitian didalam sejarah, maka kita akan menemukan bahwasanya kebenaran didalam sejarah telah meruntuhkan pendapat mereka tentang berapa lamanya masa Hakim-Hakim sebagaimana yang termaktub didalam Perjanjian Lama, “ bahwasanya masa Hakim-Hakim tidak lebih dari satu abad apabila kita teliti. Dan berdirinya kerajaan Bani Israel sekitar tahun 1030 sm, masa ini disebut masa raja-raja, keluarnya bani israel dari mesir sekitar tahun 1210 sm, dan kepemimpinan Yosua terhadap Bani Israel hanya 80 tahun.[24]
Keluarnya bani israel dari mesir sekitar tahun 1210 sm dan ditambah kepemimpina Yosua terhadap Bani Israel selam 80 tahun, apabila 1210 – 80 = 1130, maka permulaan masa Hakim-Hakim adalah pada tahun 1130 sm yang berlangsung selama 100 tahun, kemudian apabila 1130 – 100 = 1030, maka masa Raja-Raja adalah pada tahun 1030 sm, dimulai permulaan masa raja-raja dengan berkuasanya Syawal atau Raja Thalut. Pada awalnya Bani Israel meminta kepada Nabi mereka Samuel bahwasanya mereka ingin mempunyai Raja yang bisa menyatukan mereka dan bisa menjaga identitas mereka, kemudian samuel memilih Syawal sebagai Raja, setelahnya berkuasalah Nabi daud as dan pada masanya ia mampu merebut Yerusalem serta menjadikannya sebagai ibu kota dan Tabut dipindahkanlah kekota tersebut serta dipersiapkanlah sebidang tanah yang luas untuk membangun Haikal.
Setelah sepeninggalnya Daud maka yang berkuasa menjadi raja adalah Sulaiman, kemudian beliau melanjutkan pembangunan Haikal.
Ibn Hazm Adhohiri menuturkan tentang situasi buruk yang terjadi pada golongan-golongan bani israel dan pada masa hakim-hakim, “ pada masa itu bani isarel meminta kepada nabinya samuel supaya menjadikan diantara mereka raja, kemudian berkuasalah Syawal dari keturunan Benyamin, dia hanya mampu berkuasa selama 20 tahun dikarenakan dibunuh oleh orang Palestina, kemudian berkuasalah Daud selama 40 tahun, setelahnya sulaiman menjadi Raja, beliau hanya berkuasa selama 40 tahun setelah dia wafat Bani Israel terpecah menjadi beberapa golongan, Bani Yehudza dan Bani Benyamin berkuasa di Baitul Maqdis dan keturunan yang sepuluh dari anak Yaqub berkuasa di Nabulus.[25]
Kisah tentang raja-raja bani israel dan waktu hidup mereka dan serta yang terjadi pada masa tersebut tercatat didalam kitab samuel 1 dan 2, kitab raja-raja 1 dan 2 dan didalam kitab tawarekh 1 dan 2.[26]
Dan berakhirnya masa raja-raja yang berlangsung sekitar 100 tahun dan diakhiri dengan terbaginya kekuasaan menjadi dua bagian, kekuasaan yang pertama adalah negara Yehudza berpusat dan beribu kota di Yerusalem dan rajanya adalah Rohbaam ibn Sulaiman dan kekuasaan yang kedua adalah negara Israel dan ibu kotanya adalah Nabulus rajanya adalah Yarbaam ibn Sulaiman, permulaan terbaginya kekuasaan ini pada tahun 930 sm.
Pada masa tersebut terjadi kerusakan dan kehancuran didalam masalah aqidah, kemasyarakatan dan perpolitikan serta terjadi perang saudara ini, dan serangan dari beberapa negara tetangga. Diceritakan didalam kitab raja-raja 1 dan 2 serta didalam kitab tawarekh 1 dan 2 tentang perang saudara ini dan perang dengan negara-negara tetangganya bahkan keduanya meminta pertolongan dan bersekutu dengan negara lain untuk saling menyerang satu sama lain, kerajaan Yehudza bersekutu dengan Mesir sedangkan kerajaan Israel bersekutu dengan Babilonia dan Asyuria, perang ini pun berlangsung lama. Peperangan yang paling menyedihkan bagi Bani Israel adalah ketika berhadapan dengan Babilonia dikarenakan berakhir dengan kehancuran kedua negara Bani Israel serta pembakaran Haikal beserta isinya dan membawa Bani Israel ke Babilonia sebagai tahanan pada tahun 586 sm.[27]
[1] QS.al-Baqarah 120.
[2] QS.al-Baqarah 47.
[3] QS,al-Baqarah 67.
[4] QS.al-Imran 64.
[5] Qs.al-A’raaf 156.
[6] Ahmad Syalabi, al-Yahudiya, hal.41.
[7] Ibid.
[8] Mausu’ah Mesir al-Qadimah, Maktabah al-Usra, juz 4, hal 199.
[9] Kitab Kejadian, fasal 45, 17-20
[10] QS.Thaha 9-23
[11] QS.Thaha 36
[12] QS.asy-Syu’araa’ 60-66.
[13] Ahmad Abdul Ghafur Athar, ad-Diyanat wal Aqa’id, juz 2, hal 144.
[14] Al-Yahudiya, hal 68.
[15] Kitab Keluaran, fasal 16, 1-3.
[16] QS. al-Maidah 43-44
[17] QS.al-A’raaf 148.
[18] QS.Thaha 86.
[19] QS.al-Maidah 20-26
[20] Kitab Ulangan, fasal 34, 5-6
[21] Asfar al-Muqodasa, hal. 8.
[22] Kitab Yosua, fasal 1, 1-14
[23] Muhammad ‘Ijah Darwis, Tarikh Bani Israel Min Asfarihim, hal 83.
[24] Ibid, hal. 82.
[25] Ibn Hazm ad-Dzahiri, al-Fasl fil milal wa nihal, juz 1, hal. 143.
[26] Muhammad ‘Ijah Darwis, Tarikh Bani Israel Min Asfarihim, hal. 94.
[27] Ahmad Syalabi, al-Yahudiya, hal.88.